Air mata pun t’lah habis
Menangisi kesedihan ini
Hatiku pun telah letih
Mencintaimu tanpa pasti
Apakah ini sudah jalan takdir
Kau tak akan pernah jadi milikku
Dan kini...
Rasaku untukmu
Hanya tinggal...
Cinta dalam hati
Cemburu Menyakitkan
PANAS..
Seakan ku berada di tengah bara api
SAKIT...
Seperti ku bertapak di lautan duri
PERIH...
Selayak pisau menyayat tubuh ini
HANCUR....
Bagai kapur yang tertipah besi
Kini terakhir kumengenalmu,
kini terakhirku menyapamu,
bila nanti kou ingin kembali,
tunggu .... Sampai aku mati ...
Telah sekian kali kumerasa bersalah,
hanya karna sifatku yang tak ingin
terluka,
jauh dari niatku membuatmu gelisah,
resah rasa takutku
kehilangan dirimu,
Mungkin kou telah berikan yang terbaik sampai kita
disini
Aku hanya bisa terdiam melihatnya
Seakan pasrah dengan semua
Karna ku mencintai bukan aku yang di cintai
Semoga kau bahagia dengan luka ku ini
Semoga kau tenang dengan pederitaan hati ini
Dinginnya angin malam ini menyapa tubuhku
Namun tidak dapat dinginkan panasnya hatiku
Terasa terhempasnya kelakianku ini dengan sikapmu
Karena dengan mudah kau mainkan hati ini
Sabtu, 08 September 2012
Sabtu, 01 September 2012
Sejarah dan Teori Sastra Bandingan
- Sejarah Sastra Bandingan
Istilah
sastra bandingan kali pertama muncul di negara Inggris yang dipelopori oleh
para pemikir Perancis seperti Fernand Baldensperger, Jean-Marie Carre’, Paul
van Tieghem, dan Marius-Francois Guyard. Mereka ini dalam ilmu sastra bandingan
akhirnya lebih dikenal sebagai pelopor aliran Perancis atau aliran lama
(Hutomo, 1993: 1). Pada perkembangan selanjutnya, sastra bandingan ini juga
berkembang di Amerika, mengembangkan konsep-konsep sastra bandingan aliran
Perancis, sehingga sastra bandingan aliran Amerika ini disebut sebagai aliran
baru (Hutomo, 1993: 1).
Aliran
Perancis sebagai aliran lama berpendapat bahwa sastra bandingan adalah
pembandingan sastra secara sistematik dari dua negara yang berlainan (Hutomo,
1993: 1). Sedangkan aliran Amerika berpandangan lebih luas. Aliran Amerika
tidak hanya membandingkan dua karya sastra dari dua negara yang berlainan,
tetapi juga membandingkan sastra dengan bidang ilmu atau seni tertentu (Hutomo,
1993: 3). Oleh aliran Perancis hal tersebut tidak disetujui. Namun dalam
praktiknya ternyata aliran Perancis juga melaksanakan konsep aliran Amerika
(Hutomo, 1993: 4).
- Sastra Bandingan, Sastra Dunia,
dan Sastra Umum
Berbicara
mengenai sastra bandingan tidak bisa dilepaskan dengan pembicaraan tentang
sastra nasional, sastra umum, dan sastra dunia. Tiga pengertian sastra tersebut
sering tumpang tindih, sehingga seperti yang dikatakan oleh Wellek dan Warren
(1989: 47), studi bandingan secara akademis kurang begitu sukses. Walaupun
sebenarnya merupakan studi yang sangat penting. Untuk mengatasi permasalahan di
atas, maka diperlukan pemahaman tentang sastra bandingan, sastra nasional,
sastra umum dan sastra dunia. Dalam hal ini beberapa pakar sastra telah
berupaya untuk memberikan pengertian antara sastra bandingan, sastra nasional,
sastra umum dan sastra dunia. Meskipun masih terdapat kekaburan, namun sedikit
banyak membantu dalam pemecahan masalah.
Tentang
sastra bandingan menurut Renne Wallek sebagai pendukung aliran Amerika
dijelaskan bahwa sastra bandingan pada mulanya muncul dalam studi sastra lisan,
khususnya dalam bidang sastra rakyat. Kemudian cerita rakyat ini dicari asal
usulnya, daerah penyebarannya, dan transformasinya ke sastra tulis (1989:
47-48). Sedangkan menurut Suripan Sadi Hutomo (1993: 5) bahwa pada dasarnya
sastra bandingan itu berlandaskan sastar nasional suatu negara. Menurut Budi
Darma (2004: 28), sastra nasional yaitu sastra bangsa atau negara tertentu,
misalnya sastra Brunei Darussalam, sastra Indonesia, sastra Inggris, dan
lain-lain. Sastra yang ditulis dalam bahasa nasional dan bertema universal
(Zaidan dkk, 2007: 182). Sastra yang secara umum menjadi milik bangsa, nasional
di sini adalah batas wilayah politik suatu bangsa (Endraswara, 2008: 134). Jika
disimpulkan dalam hal ini pengertian sastra nasional bertumpu pada masalah
geografis.
Mencermati
kutipan di atas, bagaimana halnya dengan pengertian antara sastra dunia dan
sastra umum? Sastra dunia, jika dilihat dalam kamus istilah sastra, pengertiannya
ialah sastra yang menjadi milik berbagai bangsa di dunia dan karena penyilangan
gagasan yang timbal balik, memperkaya kehidupan manusia (Sudjiman, 1986: 68).
Sedangkan menurut Hutomo (1993: 6), sastra dunia adalah sastra nasional yang
diberi peluang meletakkan dirinya dalam lingkungan sastra dunia dengan fungsi
dan kriteria tertentu serta sejajar, atau duduk sama rendah dan berdri sama
tinggi, dengan sastra nasional bangsa lain di dunia. Istilah sastra dunia,
sebenarnya banyak berkaitan dengan istilah Weltliliterature yang
dikumandangkan oleh pujangga Jerman yang bernama Goethe. Konsep Goethe lebih
mengarah pada World Masterpiece atau sastra agung dunia, dan bukan karya sastra
golongan teri (Hutomo,1993: 6).
- Objek Kajian Sastra Bandingan
Objek kajian
Sastra Bandingan menurut Suripan Sadi Hutomo (1990: 9-11) adalah sebagai
berikut:
- Membandingkan dua karya sastra
dari dua Negara yang bahasanya benar-benar berbeda
- Membandingkan dari dua Negara
yang berbeda dalam bahasa yang sama
- Membandingkan karya awal
seorang pengarang di Negara asalnya dengan karya setelah berpindah
kewarganegaraannya
- Membandingkan karya seorang
pengarang yang telah menjadi warga suatu Negara tertentu dengan karya
seorang pengarang dari Negara lain
- Membandingkan karya seorang pengarang
Indonesia dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia
- Membandingkan dua karya sastra
dari dua orang pengarang berwarga Negara Indonesia yang menulis dalam
bahasa asing yang berbeda
- Membandingkan karya sastra
seorang pengarang yang berwarga Negara asing di suatu Negara dengan karya
pengarang dari Negara yang ditinggalinya (kedua karya sastra ini ditulis
dalam bahasa yang sama)
- Praktik Sastra Bandingan
Pada
umumnya jika kita melihat praktik sastra bandingan baik di negara Timur maupun
di negara Barat, studi sastra bandingan menurut Hutomo (1993: 11-12)
melandaskan diri pada 3 hal yaitu:
- Afinitas, yaitu keterkaitan
unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra, misalnya unsur
struktur, gaya, tema, mood (suasana yang terkandung dalam karya sastra) dan
lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan karya sastra.
- Tradisi, yaitu unsure yang
berkaitan dengan kesejarahan penciptaan karya sastra.
- Pengaruh.
- Konsep Pengaruh dalam Sastra
Bandingan
Istilah
pengaruh tidak sama dengan istilah menjiplak, plagiat, dan epigon. Untuk
melaksanakan studi pengaruh, barangkali, ada baiknya jika kita menyempatkan
diri memahami teori intertekstualitas.
- Teori Intertekstualitas
Menurut
Julia Kristeva (dalam Hutomo, 1993: 13-14), teori intertekstualitas mempunyai
kaidah dan prinsip sebagai berikut:
- Pada hakikatnya sebuah teks itu
mengandung berbagai teks
- Studi intertekstualitas itu
adalah menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik teks
- Studi intertekstualitas itu
mempelajari keseimbangan antara unsur intrinsik dan ekstrinsik teks yang
disesuaikan dengan fungsi teks di masyarakat
- Dalam kaitan dengan proses
kreatif pengarang, kehadiran sebuah teks itu sebenarnya merupakan hasil
yang diperoleh dari teks-teks lain
- Dalam kaitan studi
intertekstualitas, pengertian teks (sastra) janganlah ditafsirkan terbatas
pada bahan sastra, tetapi harus mencakup seluruh unsur teks, termasuk
bahasa
- Hipogram
Hipogram
adalah unsur cerita (baik berupa ide, kalimat, ungkapan, peristiwa, dll) yang
terdapat di dalam suatu teks sastra pendahulu yang kemudian dijadikan model,
acuan, atau latar teks yang lahir kemudian (teks sastra yang dipengaruhinya)
(Hutomo, 1993:14). Jika menggunakan teori interteks harus memahami makna
hipogram. Menurut Rifaterre (dalam Hutomo, 1993: 14) hipogram dapat berupa:
- Ekspansi, yakni perluasan atau
pengembangan hipogram
- Konversi, yakni berupa
pemutarbalikan hipogram
- Modifikasi, yakni manipulasi
kata dan kalimat atau manipulasi tokoh dan plot cerita
- Ekserp , yakni intisari dari
hipogram
- Simpulan
Dari
uraian pendek ini dapat disimpulkan bahwa sastra bandingan sebagai ilmu
mencakup :
- Sastra bandingan lama, yakni
sastra bandingan yang menyangkut studi naskah
- Sastra bandingan lisan, yakni
sastra bandingan yang menyangkut teks-teks lisan yang disampaikan dari mulut
ke mulut, dari satu generasi kegenerasi, dan dari satu tempat ke tempat
lain.
- Sastra bandingan modern, yakni
sastra bandingan yang menyangkut teks sastra modern
Antara
ketiga pembagian sastra tersebut, teori dan metode yang dipergunakan dapat
saling meminjam metode dan teknik penganalisisannya.
Langganan:
Postingan (Atom)