Senin, 26 Maret 2012

Teori Semiotik Dalam Terminologi Sastra


Dalam terminologi sastra teori semiotik sangat penting karena sistem bahasa dalam sastra merupakan sistem bahasa kedua, sisana terdapat penanda dan petanda, sistem bahasa adalah lambang/tanda, sehingga dalam sastra , bahasa yang di konsumsi bukan bahasa biasa terutama bahasa puitika. untuk lebih jelasnya kita akan melihat teori semiotik ini meliputi; historitas, pendekatan, teori, prosedur (metode), asumsi tentang tentang karya sastra dan kelibihan juga kekurangannya.
Dilihat dari aspek historisnya kemunculan teori dan pendekatan semiotik ini, muncul dari ketidak puasan terhadap pendekatan struktural yang hanya terbatas pada aspek kajiaan interistik saja. Padahal sastra dipandang mempunyai sistem sendiri tidak terlepas dari masalah penciptaan, ekspresi penulis, dan masalah penerimaan karya sastra oleh pembaca. Tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan semiotik ialah Ferdinand Sauser (1857-1913) seorang ahli linguistic dari Francis dan seorang ahli filsafat bermadhab Anglo Amerika yang bernama Charles Sander Priece (1839-1913). Sausere menyebut ilmu tersebut dengan istilah semiologi, sedangkan Priece menyebutnya dengan istiah semiotika. Belum lagi ada refatie yang kajian semiotiknya sangat relefan untuk menganalisis bahasa dalam puisi.
Pendekatan semiotik merupakan sebuah pendekatan yang memiliki sistem sendiri, berupa sistem tanda atau kode. Tanda dan kode itu dalam sastra dapat disebut estetis, yang secara potensial diberikan dalam suatu komunikasi, baik yang terdapat di dalam struktur teks maupun luar strukturnya teks karya tersebut. Kode yang bersifat tanda itu mempunyai banyak interpretasi makna dan memiliki pluralitas makna yang luas tergantung tingkat repertoa sipembaca ketika memberi penilaian terhadap teks karya yang dikaji. Setiap pembaca sastra mesti menyadari bahwa ia sedang berhadapan denga teks yang berbeda dengan teks yang lain. Secara spesifikanya dalam penelitiaan sastra pendekatan semiotik khusus meneliti sastra yang dipandang memiliki sistem sendiri, sedangkan sistem itu berurusan dengan masalah tekhnik, mekanisme penciptaan, masalah ekspresi dan komunikasi. Dan bila kajiannya sudah dikaitkan dengan masalah ekspresi dan manusia, bahasa, situasi, isyarat, stalistika, style dan sebagainya, Hal itu sudah mencapai kajiaan semiotik menyangkut aspek eksteristik dan interistik karya sastra.
Teori semiotik yang akan saya paparkan adalah teori yang dirumuskan oleh dua tokoh yang hidup sezaman, namun mereka tidak pernah bertemu, bekerja secara terpisah (tidak saling mempengaruhi). yakni seorang ahli linguistic yaitu Ferdinand Sauser (1857-1913) dan seorang ahli filsafat bermadhab Anglo Amerika yang bernama Charles Sander Priece (1839-1913). Sausere menyebut ilmu tersebut dengan istilah semiologi dan Prieece menyebutnya semiotik. Tapi yang lebih spesifik dan relefan dalam kajian puisi dan prosa terutama karya cerpen, novel dan romans adalah punyanya Charles Sander Priece (1839-1913) menyebutkan tiga jenis antara tanda dan apa yang ditandakan sebagai berikut:
1. Icon yaitu tanda yang secara inheren mempunya kesamaan dalam ari yang di tunjuk, yakni hubungan tanda dengan objek karena serupa misalnya foto.
2. Indeks yaitu tanda yang memilki hubungan kausal dengan apa yang di tandakan, yakni hubungan tanda dengan objek karena ada hubungan sebab akibat missal: ada asap ada api.
3. Symbol (sigh proper) yaitu suatu tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang di tandakan bersifat arbiter, sesuai denga konvensi sebuah lingkungan sasial tertentu, yakni hubungan tanda dan objek karena ada kesepakatan missal bahasa, bendera dll.
Metode atau prosedur langkah kerjanya yang pertama; peneliti harus memiliki pemahaman tentang karya sastra secara menyeluruh. Tentang wawasan karya sastra yang akan diteliti, memiliki pandangan yang tajam terhadap meneliti karya tersebut, dan harus memiliki sensitifitas tinggi, yang merupakan senjata paling ampuh utama dalam memedah suatu karya dengan menggunakan metode semiotik ini. Kedua; setelah tahap pertama dilakukan barulah dilakukan penelitiaan atau analisis yang lebih rinci dan mendalam menyangkut tehnik, style, stalistika, serta kekuatan-kekuatan atau keistimewaan lain yang menyebabkan karya itu memiliki system sendiri. Ketiga mengaitkan hal-hal yang berada dalam tubuh struktur karya tersebut dengan system yang berada diluar tubuh struktur tersebut, dan sistem yang berada diluarnnya (mengaitkan aspek interistik dan ekterinsik).
Asumsi tentang teori semiotic ini adalah merupakan sebuah teori yang relevan pembedahannya untuk menganalisis sebuah karya dalam bahasa kedua pada dunia sastra. Dimana disana terdapat bahasa simbolik yang pemaknaannya hanya bisa di pahami dan dibedah oleh teori ini, bukan hanya itu semiotic merupakan bahasa yang mencerminkan bahasa sastra yang estetis, sistematis, dan memiliki pluralitas makna ketika dibaca oleh pembaca dalam memberi pemahaman terhadap teks karya sastra.
Pendekatan, metode dan teori semiotik mempunyai kekuatan dan kelebihan utama dalam membedah karya sastra secara mendalam karena lebih menyempurnakan teori-teori lain seperti structural, stilistika, sosiologi dll. Terus analisisnnya lebih sepesifik dan komprehensif. Memberikan pemahaman makna dan simbolik baru dalam membaca karya sastra. Kita pembaca akan mengetahui minimal dua makna yaitu makna bahasa secara literleg dan makna kedua yakni makna simbolik yang memiliki global, (pluralitas makna) yang mungkin akan tejadi perbedaan asumsi ketika membaca symbol antara pengarang dan pembaca dalam suatu karya tergantung dari prespektif mana ia menilai.
Kekurangannya ialah pendekatan ini memerlukan banyak dukungan ilmu bantu yang lain seperti linguistic, sosiologi, psikologi dll, terus yang paling penting diperlukan kematangan konseptual tentang sastra, wawasan luas dan teorinya. Peranan peneliti sangat penting, ia harus jeli, teliti dan menguasai materi yang akan diteliti secara totalitas karena kalau itu tidak terpenuhi, makna yang ada dalam teks akan kurang tereksplor diketahui oleh pembaca, malahan cendrung menggunakan subjektifitasnya yang menapikan itu semua dan itu sangat riskan sekali untuk meneliti dengan teori ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar